Sabtu, 23 Juli 2011

Seni Ukir Dayak Terancam Punah

Tradisi seni ukir pada masyarakat Dayak di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat semakin langka dan terancam punah.

"Seni ukir sudah mulai langka karena sedikit sekali generasi muda yang tertarik dan menekuni tradisi ini,? kata Ekonom pada Keuskupan Ketapang Matheus Juli di Pontianak.

Ia mengatakan kondisi itu terjadi seiring perubahan pola dan budaya bercocok tanam, yakni dari sistem perladangan tradisional menjadi pertanian modern dan perkebunan.

Pasalnya, peralatan pertanian merupakan salah satu media utama bagi masyarakat setempat dalam mengekspresikan
nilai seni melalui ukiran.

"Peralatan seperti parang dan alat penugal benih (padi) selalu diberi ornamen berupa ukiran tertentu. Biasanya pada gagang dan sarung," ujar Pastor Kepala Paroki Katedral Santa Gemma Ketapang ini.

Penggunaan peralatan tradisional itu kini banyak digantikan oleh peralatan yang lebih modern dan praktis. Terutama di lahan perkebunan kelapa sawit.

Akibatnya, pamor seni ukir pun berlahan meredup karena media sederhana yang biasa digunakan untuk mengukir semakin berkurang.

"Karya yang dihasilkan itu tidak sekadar memiliki nilai seni tapi bisa dimanfaatkan untuk keperluan sehari-hari," jelas Juli.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar