Jumat, 28 Oktober 2011

Peran Drum Band (DB) Dalam perkembangan Kecerdasan Anak

Drum Band Berperan Dalam Perkembangan Kecerdasan Anak. Berdasarkan penelitian musik berperan dalam perkembangan kecerdasan. Drum band adalah bagian dari musik karena di dalamnya terdapat unsur musikal. Apakah drum band benar-benar berperan dalam perkembangan kecerdasan khususnya pada anak-anak???

Kecerdasan dapat didefinisikan istilah umum yang menggambarkan sebuah properti dari pikiran termasuk kemampuan terkait, seperti kapasitas untuk berpikir abstrak, pengertian, komunikasi, penalaran, belajar, belajar dari pengalaman masa lalu, perencanaan, dan pemecahan masalah.

Saat membuat postingan ini, penulis sedang berusaha untuk menyemangati diri dan memantapkan visi atas profesi yang sedang digelutinya saat ini… Pelatih drum band anak usia pra sekolah (Taman Kanak-Kanak). Sebagai seorang pelatih tidaklah mudah, apalagi subjeknya adalah anak-anak dibawah usia 6 tahun. Weks… nakal, bandel, cengeng, jahil, susah diatur apalagi tipe anak yang suka merengek saat dirinya jauh barang 1 jengkal dari ibunya. Sad smile Crying face ….. damai deh kalo bersanding dengan anak yang penurut, lucu, kritis dengan semua celoteh dan polah tingkah mereka yang tak diragukan bisa membuat kita nyengir hingga tertawa SmileLaughing out loud . Begitulah anak-anak, mereka hidup bebas dengan dunia mereka sendiri… dunia anak.

melatih drum band

Anak-anak sangat jago dalam memadukan gerakan dengan suara, musik dengan gerakan serta gerakan fisik dengan rangsangan visual. Orang dewasa seringkali tidak bereaksi sama sekali ketika mendengar musik atau mendengar suatu gambar. Berbeda dengan anak-anak, bahkan bayi sekalipun akan mudah menggoyangkan badannya ketika mendengarkan musik yang di senanginya. Sebagian besar orang akan segera memaklumi bahwa anak kecil akan sangat senang ketika di kudang (ditimang dengan dikidungkan lagu) yang notabene menggunakan bahasa musikal.

Sebagian besar orang juga akan lebih mengingat nada-nada daripada menghafalkan teks atau kata-kata verbal. Fakta menunjukkan bahwa sebagian besar orang dapat menyenandungkan banyak lagu tetapi tidak banyak yang dapat menghafal syairnya dengan baik.

Drum band adalah bentuk permainan musik dan olahraga yang terdiri dari beberapa orang personil untuk mengiringi langkah dalam berbaris, atau dengan kata lain berbaris sambil bermain musik.

Saat anak-anak memainkan drum band mereka akan melakukan penghayatan nilai-nilai musikal yang membuatnya menjadi lebih berbudaya dan berkecerdasan. Mulai dari kelompok kecil (sectional) seperti kelompok snare, alto, bas maupun colour guard hingga ke kelompok yang lebih besar (corps). Mereka dituntut untuk melakukan praktek team building serta melakukan aktivitas verbal dan non-verbal.

lomba drum band anak

Selama bermain drum band anak akan berlatih komunikasi sosial, bekerja dalam kelompok serta mempunyai harga diri sebagai anggota kelompok. Dalam kegiatan drum band anak akan dikenalkan dengan disiplin, berlatih mengendalikan diri, konsentrasi dan tanggung jawab sebagai anggota tim.

Memainkan musik secara aktif berpengaruh pada perkembangan mental dan fisiologis anak. Kegiatan ini membantu pembentukan jalur-jalur syaraf yang berhubungan dalam otak dengan cara mendorong terbentuknya hubungan antar sel otak. Dengan stimulasi musik, Corpus callosum (saluran informasi utama di antara kedua belahan bagian otak) akan tumbuh lebih besar karena stimulasi musik. Dengan demikian akan terbentuk hubungan yang lebih efisien di antara kedua belahan otak (otak kanan dan kiri) sehingga menimbulkan koordinasi yang lebih baik.

fungsi otak

Kamis, 27 Oktober 2011

Roll (marching band)

1. Single Stroke Roll
Terdiri dari pukulan tangan kanan dan tangan kiri yang dimainkan secara bergantian dan teratur dengan terus menerus..pola tangannya ( R-L-R-L-R-L-R-L )

2. Double Stroke Roll
Mainkan tangan kanan sebanyak dua kali kemudian diikuti dengan tangan kiri, ulangi terus menerus dengan konstan. Pola tangannya ( R-R-L-L-R-R-L-L )

3. Paradidle
Kombinasi antara single stroke dan double stroke
- Single Paradidle ( R-L-R-R-L-R-L-L )
- Double Paradidle ( R-L-R-L-R-R-L-R-L-R-L-L )
- Triple Paradidle ( R-L-R-L-R-L-R-R-L-R-L-R-L-R-L-L )
- Paradidle-didle ( R-L-R-R-L-L )

4. Flam
Not yang dimainkan dengan kedua tangan hampir bersamaan aturlah posisi salah satu tangan lebih tinggi dari tangan satunya, kemudian pukulkan ke permukaan snare / pad

5. Drag / Ruff
Hampir sama dengan Flam, Ruff mempunyai satu buah main note dan grace note.namun bedanya
ruff mempunyai dua buah grace note

6. Five Stroke Roll ( 5 Stroke Roll )
Dimainkan sebanyak lima not...simpelnya mainkan dengan 4 not 1/16 dan berakhir pada not 1/4
Pola stickingnya dapat menggunakan single stroke maupun double stroke ( lihat pada Score Rudiment )

7. Nine Stroke Roll ( 9 Stroke Roll )
Perbedaan dengan five stroke roll adalah nine stroke dimainkan sebanyak sembilan pukulan
Pola stickingnya juga bisa menggunakan Single atau Double Stroke Roll

8. Drag / Ruff
Hampir sama dengan Flam, Ruff mempunyai satu buah main note dan grace note.namun bedanya
ruff mempunyai dua buah grace note

Drum Band (DB)

drum band sudah bukan menjadi kata yang asing atau jarang didengar. Bukan karena saya sendiri berkecimpung di dunia drum band tapi memang orang-orang di kota ini sudah sering disuguhkan penampilan atau pertunjukkan drum band, baik itu berupa kirab, konser, maupun sudah dalam bentuk perlombaan. Banyak orang sudah melihat drum band tapi apakah mereka juga sudah mengetahui arti dari gabungan dua kata ini?
kirab drum band

Pertunjukkan Drum Band

Drum band dapat dijadikan sebagai media hiburan, pengembangan kreatifitas, promosi dan edukasi bagi para pelakunya. Kalau bagi saya sendiri sudah empat tahun lebih kegiatan ini dijadikan sebagai sumber mata pencaharian Open-mouthed smile. Pada postingan sebelumnya pernah saya sampaikan tentang peranan drum band dalam perkembangan kecerdasan anak. Di dalamnya hanya sedikit saya ulas mengenai pengertian drum band itu sendiri, karena itu pada postingan kali ini saya menambahkan sedikit.

Sebenarnya kata drum band yang sudah sering kita dengar berasal dari dua kata yaitu “drum” dan “band”. Mari kita uraikan dulu arti dari dua kata ini sebelum ke pengertian drum band secara umum.

Pengertian “drum” adalah alat musik yang dimainkan dengan dipukul atau ditabuh. Beberapa jenis alat drum yang ada pada drum band antara lain: snare drum, tenor/ alto drum, bass drum maupun trio-tom. Sedangkan “band” adalah bentuk gabungan alat musik yang berfungsi sebagai melodi dalam suatu lagu yang terdiri: alat musik tiup, alat musik perkusi yang bernada serta ditambah dengan simbal. Beberapa alat yang digunakan dalam drum band adalah bellyra, vibrafon, kolintang, trumpet, pianika maupun rekorder.

alat drum band

Alat Drum Band

Jadi, drum band menurut arti katanya adalah gabungan alat musik jenis drum dan alat musik tiup maupun alat musik perkusi yang bernada yang dimainkan secara bersamaan.

Namun, gabungan alat musik yang dimainkan secara kelompok tersebut belum dapat disebut drum band bila cara memainkannya tidak dibarengi dengan gerakan langkah kaki melangkah, berjalan maupun berpindah. Dari kelompok drum band dapat berkembang kesatuan yang lebih besar selain unsur instrumen musik perkusi dan instrumen tiup yaitu dengan ditambahkannya Color Guard (CG) yang merupakan salah satu unsur pendukung yang ikut menentukan penilaian dalam suatu perlombaan drum band. Selain itu ada pula unsur pendukung lainnya seperti Gitapati dan mayoret.

Secara umum pengertian drum band dapat didefinisikan sebagai bentuk permainan musik dan olahraga yang terdiri dari beberapa orang personil untuk mengiringi langkah dalam berbaris, atau dengan kata lain berbaris sambil bermain musik.

Pada kenyataan nya saat ini drum band sering diidentikkan dengan pertunjukkan musik diiringi gerak dan tari (adanya unsur CG) dan visual karena adanya tambahan atraksi dari para pemainnya, sehingga drum band akan sangat menghibur jika dipertontonkan.

Marching Band (Orkes Barisan)

Orkes barisan (Inggris: marching band) adalah sekelompok barisan orang yang memainkan satu atau beberapa lagu dengan menggunakan sejumlah kombinasi alat musik (tiup, perkusi, dan sejumlah instrumen pit) secara bersama-sama. Penampilan orkes barisan merupakan kombinasi dari permainan musik (tiup, dan perkusi) serta aksi baris-berbaris dari pemainnya. Umumnya, penampilan Orkes barisan dipimpin oleh satu atau dua orang Komandan Lapangan dan dilakukan baik di lapangan terbuka maupun lapangan tertutup dalam barisan yang membentuk formasi dengan pola yang senantiasa berubah-ubah sesuai dengan alur koreografi terhadap lagu yang dimainkan, dan diiringi pula dengan aksi tarian yang dilakukan oleh sejumlah pemain bendera.

Orkes barisan umumnya dikategorikan menurut fungsi, jumlah anggota, komposisi dan jenis peralatan yang digunakan, serta gaya atau corak penampilannya. Pada awalnya orkes barisan dikenal sebagai nama lain dari drum band. Penampilan orkes barisan pada mulanya adalah sebagai pengiring parade perayaan ataupun festival yang dilakukan di lapangan terbuka dalam bentuk barisan dengan pola yang tetap dan kaku, serta memainkan lagu-lagu mars. Dinamika keseimbangan penampilan diperoleh melalui atraksi individual yang dilakukan oleh mayoret, ataupun beberapa personil pemain instrumen. Namun saat ini permainan musik orkes barisan dapat dilakukan baik di lapangan terbuka ataupun tertutup sebagai sebagai pengisi acara dalam suatu perayaan, ataupun kejuaraan.

Komposisi musik yang dimainkan orkes barisan umumnya bersifat lebih harmonis dan tidak semata-mata memainkan lagu dalam bentuk mars, ragam peralatan yang digunakan lebih kompleks, formasi barisan yang lebih dinamis, dan corak penampilannya membuat orkes barisan merupakan kategori yang terpisah dan berbeda dengan drum band yang umumnya memiliki komposisi penggunaan instrumen perkusi yang lebih banyak dari instrumen musik tiup. Tipikal bentuk dan penampilan drum band yang paling dikenal adalah drum band yang dimiliki oleh institusi kemiliteran ataupun kepolisian. Adaptasi lebih lanjut dari penampilan orkes barisan di atas panggung adalah dalam bentuk brass band.

Sejarah

Penampilan orkes barisan Universitas Detroit tahun 1920-an.

Orkes barisan bermula dari tradisi purba sebagai kegiatan yang dilakukan oleh beberapa musisi yang bermain musik secara bersama-sama dan dilakukan sambil berjalan untuk mengiringi suatu perayaan ataupun festival. Seiring dengan perjalananan waktu, orkes barisan berevolusi menjadi lebih terstruktur dalam kemiliteran di masa-masa awal era negara kota. Bentuk inilah yang menjadi dasar awal orkes militer yang kemudian menjadi awal munculnya orkes barisan saat ini.

Meskipun pola orkes barisan telah berkembang jauh, masih terdapat cukup banyak tradisi militer yang bertahan dalam budaya orkes barisan, tradisi milter tersebut tampak pada atribut-atribut seragam yang digunakan, tata cara berjalan, model pemberian instruksi dalam latihan umumnya masih merupakan adaptasi dari tradisi militer yang telah disesuaikan sedemikian rupa.

Di Indonesia, budaya orkes barisan merupakan pengembangan lebih lanjut atas budaya drum band yang sebelumnya berada di bawah naungan organisasi PDBI (singkatan dari "Persatuan Drum Band Seluruh Indonesia") yang dibina oleh Menpora (singkatan dari "Menteri pemuda dan olahraga"). Orkes barisan lahir sebagai kegiatan yang memfokuskan penampilan pada permainan musik dan visual secara berimbang, berbeda dengan drum band yang lebih memfokuskan sebagai kegiatan olahraga. Dalam perkembangannya, orkes barisan di Indonesia banyak mengadaptasikan variasi teknik-teknik permainan yang digunakan oleh grup-grup drum corps di Amerika, khususnya pada instrumen perkusi. Hal ini membuat corak permainan dalam penampilan orkes barisan menjadi lebih mudah dibedakan dari corak penampilan drum band.

Instrumen

Sesi pemanasan Brigadiers Drum & Bugle Corps.

Instrumen yang digunakan dalam penampilan orkes barisan umumnya dapat dikelompokkan pada beberapa kategori menurut jenis dan cara memainkannya. Pengelompokkan ini secara tidak langsung pula memengaruhi struktur organisasi kepelatihan yang umumnya dispesifikasikan menurut kategori-kategori tersebut, masing-masing kategori memiliki pelatih tersendiri. Selain kepelatihan, pengelompokkan ini umumnya berpengaruh pula pada perilaku sosial para pemain yang terlibat dengan menciptakan kelas-kelas sosial non-formal yang membentuk kebanggaan kelompok.

Instrumen musik tiup

Pada mulanya, ragam instrumen musik tiup yang digunakan dalam orkes barisan identik dengan yang digunakan drum band (orkes barisan versi terdahulu). Namun pada perkembangannya, beberapa jenis instrumen musik tiup seperti cornet, clarinet, flugelhorn, saksofon (termasuk di dalamnya sofrano, alto, dan tenor), trombone, sousaphone, dan flute yang jamak digunakan sebelumnya sudah ditinggalkan. Umumnya, instrumen musik tiup yang digunakan dalam orkes barisan menggunakan nada dasar B atau F. Jenis-jenis instrumen musik tiup yang digunakan orkes barisan umumnya adalah:

Instrumen musik perkusi

Instrumen musik perkusi dalam orkes barisan merupakan jenis instrumen bergerak yang dibawa oleh pemain dan dimainkan dalam barisan seperti halnya instrumen musik tiup. Seksi yang memainkan instrumen musik perkusi sambil berjalan disebut juga sebagai lini drum atau battery. Ragam instrumen musik perkusi yang digunakan orkes barisan umumnya lebih sedikit dari yang digunakan pada drum band. Instrumen-instrumen tersebut adalah:

  • Drum bass (umumnya menggunakan 4 sampai 6 jenis drum bass yang berbeda)
  • Simbal

Instrumen pit (statis)

Salah satu bentuk permainan instrumen pit statis dalam orkes barisan

Instrumen pit pada dasarnya merupakan instrumen musik perkusi yang bernada. Pada penampilan orkes barisan, jenis instrumen ini bersifat statis, pemainnya tidak ikut dalam barisan seperti kelompok instrumen lainnya melainkan memainkannya di bagian depan lapangan yang digunakan dalam penampilan. Ragam jenis instrumen yang digunakan orkes barisan umumnya lebih bervariatif dibandingkan drum band (orkes barisan terdahulu). Beberapa grup orkes barisan bahkan kadang-kadang merakit sendiri instrumen pit untuk menghasilkan suara-suara unik dalam musik yang dimainkan. Jenis-jenis instrumen pit yang umumnya digunakan pada penampilan orkes barisan antara lain:

Instrumen bendera

Instrumen bendera tidak digunakan untuk bermain musik, melainkan dimanfaatkan oleh pemainnya sebagai alat bantu aksi tarian untuk menghasilkan efek-efek visual tertentu yang mendukung penampilan. Pada praktiknya, pemain instrumen ini tidak selalu menggunakan bendera sebagai aksesori, namun bisa menggunakan peralatan-peralatan lain seperti senapan kayu, selendang, panji-panji, atau bahkan sapu, tergantung pada koreografinya untuk mendukung penampilan secara keseluruhan. Namun biasanya instrumen dasar yang digunakan adalah; bendera, dan senapan kayu.

Aspek-aspek penampilan

Salah satu bentuk penampilan orkes barisan di Texas.

Aspek-aspek yang terkait dalam penampilan orkes barisan pada dasarnya dikelompokkan dalam dua kategori utama, yaitu aspek musikal dan aspek visual. Pengelompokkan ini berpengaruh pula pada metode pelatihan pada proses penyiapan sehingga sebuah grup orkes barisan siap tampil. Umumnya latihan atas masing-masing aspek tersebut dilakukan secara terpisah terlebih dulu sebelum digabungkan sebagai sebuah penampilan utuh.

Aspek musikal

Lagu-lagu yang dibawakan dalam satu penampilan orkes barisan umumnya membawa satu ragam yang sama atau merupakan kombinasi atas beberapa ragam dalam satu tema yang sama, namun ragam yang dibawa dalam satu penampilan tiap-tiap orkes barisan bisa berbeda-beda.

Secara struktural, umumnya karakteristik lagu-lagu yang dibawakan tiap-tiap orkes barisan memiliki tipikal elemen yang sama. Bagian "pembuka" yang ditujukan untuk mendapat perhatian penonton, "solo perkusi" atau disebut dengan feature, "balada" yang menampilkan solo musik tiup bersama dengan solo perkusi, dan "penutup" sebagai puncak dari penampilan. Di masing-masing elemen tersebut sering pula diwarnai dengan variasi teknik permainan, termasuk didalamnya permainan tempo, birama, yang ditujukan untuk mendapatkan satu dinamika permainan yang lebih seimbang, serta sebagai wahana menunjukkan keterampilan grup.

Aspek visual

Koreografi merupakan inti utama dari aspek visual dalam penampilan orkes barisan. Di dalamnya melingkupi alur pola atas formasi baris berbaris yang digunakan, aksi-aksi tarian yang dibawakan oleh para pemain bendera, gerakan-gerakan untuk menampilkan satu efek visual tertentu yang dilakukan oleh satu, sekelompok, atau seluruh pemain yang terlibat dalam formasi barisan. Seringkali penampilan marching band menggunakan aksesoris-aksesoris tambahan yang dimainkan oleh beberapa orang pemain untuk mendukung mendapatkan efek visual tertentu secara keseluruhan.

Kompetisi

Kompetisi umumnya menjadi perangsang atas kemajuan orkes barisan di Indonesia. Dengan adanya kompetisi ini, masing-masing orkes barisan umumnya berupaya untuk mengembangkan, atau mengadaptasikan teknik-teknik permainan tertentu untuk menunjukkan kemampuan grup orkes barisan tersebut, atau menciptakan satu keunikan yang berbeda sehingga menjadi ciri khas penampilan suatu orkes barisan. Skala kompetisi ini bisa mencakup tingkat daerah, provinsi, ataupun nasional. Di Indonesia terdapat cukup banyak ajang kejuaraan tingkat nasional yang diselenggarakan, namun yang umumnya frekuentif diselenggarakan secara konsisten adalah Grand Prix Marching Band.

Rabu, 26 Oktober 2011

Tangga Nada

Tangga Nada adalah deretan atau susunan nada yang teratur tinggi rendahnya dan mempunyai pola jarak tertentu

Aturan-aturan dalam menyusun tangga nada adalah sebagai berikut :

1. Nada yang pertama sama dengan nada yang terakhir, tetapi beda oktaf

2. Mulailah dengan Huruf Besar (oktaf Besar) dan diakhiri Huruf Kecil (oktaf Kecil)

3. Perubahan Huruf (oktaf) apabila melewati nada c

4. Tidak boleh terjadi ada 2 tanda kromatis yang berbeda, (mengenai tanda kromatis buka materi 12)

Dilihat dari Jaraknya Tangga Nada dibedakan menjadi 3, yaitu :

1. Tangga Nada Kromatis

Tangga nada kromatis adalah tangga nada yang mempunyai pola jarak 1/2 saja

contoh :

(1) C Kromatis = C - Cis - D - Dis - E - F - Fis - G - Gis - A - Ais - B -c

(2) Es Kromatis = Es - E - F - Ges - G - As - A - Bes - B - c - des - d - es

2. Tangga Nada Debusian

Tangga nada debusian adalah tangga nada yang mempunyai pola jarak 1 saja

contoh :

(1) C Debusian = C - D - E - Fis - Gis - Ais - c

(2) Bes Debusian = Bes - c - d - e - ges - as - bes

3. Tangga Nada Diatonis

Tangga nada Diatonis adalah tangga nada yang mempunyai pola jarak 1 dan 1/2

Tangga nada semacam ini ada 2 macam, yaitu :

a. Tangga nada Mayor

Tangga nada Mayor adalah tangga nada yang mempunyai pola jarak : 1 - 1 - 1/2 - 1 - 1 - 1 - 1/2

Tangga nada Mayor disebut juga sebagai tangga nada Mutlak, artinya sebuah tangga nada yang susunan nadanya terdiri dari semua jenis nada (dalam hal ini diaplikasikan sebagai nama nada/huruf) harus tertulis tidak ada yang kurang tidak ada yang dobel, Oleh sebab itu sebelum menyesuaikan aturan jarak harus disusun dulu abjad/huruf

contoh :

(1) G Mayor = G - A - B - c - d - e - fis - g

(2) F Mayor = F - G - A - Bes - c - d - e - f

b. Tangga nada Minor

Tangga nada Mayor adalah tangga nada yang mempunyai pola jarak : 1 - 1/2 - 1 - 1 - 1/2 - 1 - 1

contoh :

(1) E minor = E - Fis - G - A - B - c - d - e

(2) D minor = D - E - F - G - A - Bes - c - d

Kalau kita lihat susunan nada di atas bisa disimpulkan bahwa :

- Susunan nada dalam tangga nada minor diambil dari susunan tangga nada Mayor, tetapi dimulai dari nada yang ke 6. Hal semacam ini dinamakan tangga nada PARAREL.

- tangga nada Pararel adalah tangga nada yang mempunyai anggota nada yang sama, seperti contoh di atas G Mayor = E minor dan D minor = F Mayor

Karena perkembangan jaman, musikpun ikut berkembang sehingga dalam penggunaan tangga nada minor berkembang menjadi 4 macam, yaitu :

  • Tangga nada minor Asli, adalah tangga nada minor seperti di atas yaitu tangga nada minor yang mengacu pada jarak 1 - 1/2 - 1 - 1 - 1/2 - 1 - 1. tangga nada minor Asli disebut juga tangga nada minor diatonis. misalnya >> A Minor = A - B - c - d - e - f - g - a
  • Tangga nada minor Harmonis, adalah tangga nada minor asli yang nada ke 7 dinaikkan. misalnya A Minor Harmonis = A - B - c - d - e - f - gis- a
  • Tangga nada minor Melodis, adalah tangga nada minor asli yang nada ke 6 dan 7 dinaikkan.

misalnya A Minor Melodis = A - B - c - d - e - fis - gis- a

  • Tangga nada minor Zigana, adalah tangga nada minor asli yang nada ke 4, 6 dan 7 dinaikkan.

misalnya A Minor Harmonis = A - B - c - dis - e - fis - gis- a



Tangga Nada Minor Harmonic


Tangga nada harmonic minor sebenarnya adalah pilihan lain dari bentuk-bentuk tangga nada minor, biasanya ada dalam musik-musik klasik dan jarang pada musik-musik popular. Tangga nada ini mempunyai pola
W-H-W-W-H-W-H-H
Rumusan: 1-2-b3-4-5-b6-7-8
Dengan menggunakan C sebagai root, pola not terbentuk menjadi
C-D-Eb-F-G-Ab-B-C
Pola berulang untuk oktaf lebih tinggi atau rendah

Scale (tangga Nada) Minor

Scale atau Tangga Nada ; kita akan membahas Tangga Nada Minor di sini. Pada dasarnya cuman ada 3 Tangga Minor yg paling dikenal yaitu ; Minor Harmonic, Minor Melodyc dan Minor Natural. Natural Minor ini bunyinya sama dengan Scale ke 6 yaitu Aeolian(dibahas nanti). Minor Harmonic mempunyai urutan sebagai berikut ; C , D , Eb , F , G , Ab , B , C’ Minor Melodyc memiliki 2 karena Naik (Ascending) dan tuirunnya (Descending) berbeda, urutannya sebagai berikut ; C , D , Eb , F , G , A , B , C’ (Asc) kemudian C’ , Bb , Ab , G , F , Eb , D , C (Desc). Maka kita memakai contoh dengan Minor Natural saja di bawah ini.

Jikalau di mulai dari Tangga Nada C Minor ; C , D , Eb , F , G , Ab , Bb , C’, kita coba menggunakan Circle of Fourth lagi di sini

2. Selanjutnya ; F , G , Ab , Bb , C , Db , Eb , F’

3. Selanjutnya ; Bb , C , Db , Eb , Fb , Gb , Ab , Bb’

4. Selanjutnya ; Eb , F , Gb , Ab , Bb , Cb , Db , Eb’

5, Selanjutnya ; Ab , Bb , Cb , Db , Eb , Fb , Gb , Ab ‘

6. Selanjutnya ; Db , Eb , Fb , Gb , Ab , Bbb , Cb , Db’

Sekarang coba kita lanjutkan dengan dimulai dari nada ke 5, karena terlalu banyak tanda double flat nantinya, jika kita meneruskan putaran ini hingga 12 Tangga Nada.

7. Selanjutnya ; G , A , Bb , C , D , Eb , F , G’

8. Selanjutnya ; D , E , F , G , A , Bb , C , D’

9. Selanjutnya ; A , B , C , D , E , F , G , A’

10.Selanjutnya ; E , F# , G , A , B , C# , D , E’

11.Selanjutnya ; B , C# , D , E , F# , G , A , B’

12.Selanjutnya ; F#, G#, A , B , C# , D , E , F#’

Modes , sebenarnya juga sama dengan scale tetapi Tangga Nada Ini diciptakan dari susunan Tangga Nada Mayornya.

Jika memainkan jarak 1 , 1 , 1/2 , 1 , 1 , 1 , 1/2 , kita meyebutnya sebagai Ionian.

Jika memainkan jarak 1 , 1/2, 1 , 1 , 1 , 1/2 , 1 , kita meyebutnya sebagai Dorian.

Jika memainkan jarak 1/2 , 1 , 1 , 1 , 1/2 , 1 , 1 , kita menyebutnya sebagai Phrigian.

Jika memainkan jarak 1 , 1 , 1 , 1/2 , 1 , 1 , 1/2 , kita menyebutnya sebagai Lydian.

Jika memainkan jarak 1, 1 , 1/2 , 1 , 1 , 1/2 , 1 , kita menyebutnya sebagai Mixolydian.

Jika memainkan jarak 1 , 1/2 , 1 , 1 , 1/2 , 1 , 1 , kita menyebutnya sebagai Aeolian.

Jika memainkan jarak 1/2 , 1 , 1 , 1/2 , 1 , 1 , 1 , kita menyebutnya sebagai Locrian.

Seni Musik (Bab IV)

BERKARYA SENI MUSIK
IV.I. MUSIK VOKAL
A. Teknik Bernyanyi
Persiapan Lagu
Anda tentu telah memiliki cukup banyak karya musik berupa lagu hasil kreasi sendiri, baik secara perorangan maupun kelompok. Semuanya tentu ingin ditampilkan dalam pergelaran musik nantinya. Namun, kita perlu mempertimbangkan berapa lama pergelaran itu akan berlangsung. Jika cukup waktu, kita dapat mementaskan semua hasil karya kita. Jika tidak cukup, kita tentu harus menentukan karya-karya mana saja yang dapat ditampilkan dan mana saja yang tidak dapat ditampilkan.
Untuk itu, kita tentu harus berdiskusi bersama. Kita sebaiknya membentuk sebuah tim penilai yang independen. Tim ini bisa terdiri dari guru dan anggota kelas lain yang menurut kita cukup netral. Tim ini akan bertugas untuk melakukan pemilihan terhadap karya-karya yang nantinya akan ditampilkan.
Setelah dilakukan pemilihan, hal-hal yang perlu kita perhatikan adalah sebagai berikut.
1. Menentukan penyanyi. Kita perlu memilih siswa atau kelompok siswa yang akan membawakan lagu-lagu tersebut. Hal ini dapat kita capai dengan berdiskusi bersama. Kesepakatan hendaknya didasarkan atas penilaian yang objektif terhadap kemampuan setiap siswa, baik teknik vokal maupun pembawaan lagu. Siswa atau kelompok siswa yang terpilih, perlu upaya latihan untuk memperbaiki kelemahan-keiemahannya. Untuk itu, kita dapat meminta bantuan guru seni musik.
2. Menentukan iringan. Kita perlu menentukan apakah lagu–lagu tersebut perlu diiringi derigan permainan musik atau tidak. Jika perlu, kita harus memilih siswa-siswa yang akan memainkan musik pengiring tersebut beserta alat-alat musiknya. Untuk itu pula, perlu ada koordinasi antar pemain musik untuk mengaransemen iringan lagu tersebut. Kita dapat meminta guru musik untuk membimbing kegaitan ini.
3. Menentukan jadwal latihan. Kita perlu menentukan jadwal latihan yang tepat dan tentunya tidak mengganggu aktivitas sekolah maupun aktivitas pribadi setiap siswa. Dalam hal ini, perlu kedisiplinan tiap siswa untuk menaati jadwal latihan yang disepakati bersama.
4. Mempersiapkan kostum. Kita perlu mempersiapkan kostum yang cocok sesuai dengan situasi pergelaran dan kondisi siswa. Sebagai contoh, kostum untuk pergelaran malam hari tentu akan berbeda dengan kostum yang diperuntukkan bagi pergelaran di slang hari. Demikian juga dengan kondisi siswa, apakah sesuai atau tidak. Pastikan bahwa busana yang nantinya dipakai tidak akan mengganggu pergerakan peserta di atas panggung. Busana yang terlalu ketat atau kebesaran akan mengganggu kenyamanan gerakan.

Teknik Vokal
Dalam menyanyikan sebuah karya lagu dengan baik , maka seorang penyanyi dituntut untuk dapat menguasai teknik vokal dengan baik. Teknik-teknik yang digunakan dalam penampilan musik vokal meliputi, Intonasi, artikulasi, pernafasan, dan frasering.
• Intonasi.
Secara umum, intonasi diartikan sebagai lagu kalimat atau lagu suara seseorang ketika berbicara. Namun dalam musik, intonasi berarti ketepatan suatu nada (pitch). Sebagai seorang penyanyi harus mampu menyanyikan dengan intonasi yang tepat, baik untuk nada-nada tinggi maupun nada-nada rendah. Intonasi yang tepat dapat menghasilkan suara yang jernih, nyaring, serta enak didengar.
Agar mendapatkan bentuk intonasi yang baik, maka latihan pendengaran terhadap nada-nada perlu dilatih agar sensitif terhadap tinggi rendah nada. Selain itu, kontrol pernafasan turut menentukan intonasi yang baik.
Teknik-teknik melatih intonasi antara lain:
o Melakukan latihan dengan tangganada, dimulai dari tangganada natural.
o Mencoba lagu-lagu yang sesuai dengan tahapan-tahapan latihan yang sedang dilakukan.
o Melatih lagu-lagu tersebut dengan tempo yang bervariasi.
o Berlatih tebak nada menggunakan interval dekat hingga interval jauh.
o Berlatih menggunakan tangganada beserta modulasi yang digunakan.

• Pernafasan
Telah diketahui bahwa kontrol pernafasan yang baik dapat membantu dalam mencapai nada-nada tinggi maupun rendah dengan optimal. Ada tiga jenis jenis pernafasan yang digunakan dalam teknik vokal yaitu pernafasan perut, pernafasan dada, dan pernafasan diafragma.
1. Pernafasan perut
Dalam pernafasan perut, bagian tubuh yang mengembang adalah perut. Jenis pernafasan ini dapat menghasilkan suara yang sangat keras, tetapi tidak begitu baik digunakan dalam bernyanyi.
2. Pernafasan dada
Bagian yang mengembang dalam pernafasan ini adalah dada. Fungsi dari pernafasan dada adalah dapat menghasilkan nada-nada rendah. Namun kelemahannya adalah mudah kehabisan nafas.
3. Pernafasan diafragma
Teknik yang dilakukan adalah dengan cara menekan diafragma yang melintang antara rongga dada dan rongga perut sehingga posisi menjadi datar. Dalam keadaan seperti ini, posisi rongga dada membesar dan berakibat udara dengan leluasa akan mengisi paru-paru sebanyak-banyaknya. Teknik ini sangat membantu dalam bernyanyi dan tidak menggangu bagian leher, bahu, dan dada sehingga fungsi organ-organ yang lain dapat optimal. Pernafasan ini akan menghasilkan suara murni dengan nafas yang panjang. Jenis pernafasan ini sangat sesuai digunakan dalam bernyanyi.

• Artikulasi
Artikulasi merupakan cara pengucapan kata-kata dalam menyanyi sehingga mampu menciptakan dan membentuk suara dengan kata-kata yang jelas, nyaring merdu, bahkan suara yang dihasilkan akan menjadi indah.
Kemampuan artikulasi yang baik dapat dicapai dengan berlatih terus menerus. Latihan dimulai dengan berlatih pelafalan huruf-huruf vokal, yaitu a, i, u, e, o dengan jelas. Untuk menghasilkan bunyi vokal yang baik, hal-hal yang eprlu diperhatikan adalah sebagai berikut.
o Mulut dibuka lebar, kira-kira selebar tiga jari yang tersusun secara vertikal.
o Rahang diturunkan serendah mungkin ketika membuka mulut.
o Gigi seri atas tertutup setengah bagian oleh bibir atas.
o Bibir bawah menekan gigi seri bawah.
o Aliran udara dialirkan kelangit-langit rongga mulut.
o Lidah tidak terlalu ditarik kebelakang untuk menghindari suara kerongkongan.
o Bibir tidak terlalu melebar kesamping.

• Frasering
Dalam menyanyikan sebuah karya lagu, pemenggalan-pemenggalan kalimat harus sesuai dengan bentuk karya dan pesan yang disampaikan dari teks lagu. Bentuk pemenggalan-pemenggalan kalimat ini disebut sebagai frasering. Dengan teknik yang telah disebutkan diatas, maka alangkah lebih baik jika lagu jelas terlihat dalam frasering nya, terutama pada letak koma dan titiknya.
Sikap Badan
Selain teknik-teknik vokal yang digunakan, sikap badan yang baik juga akan membantu dalam menghasilkan suara yang jernih. Disamping membantu pernafasan, dalam pagelaran musik, sikap badan yang baik juga akan mengundang perhatian penonton untuk mendengarkan dan memperhatikan lagu yang dinyanyikan.

Dalam hal ini sikap badan yang baik adalah sebagai berikut:
o Usahakan badan selalu tegak, baik ketika berdiri maupun duduk.
o Badan rileks tidak tegang.
o Bila berdiri, kaki sedikit dibuka, kepala tidak menunduk.
o Bila duduk, posisi duduk tidak membungkuk atau condong kebelakang .
Interpretasi (Pembawaan Lagu)
Seorang penyanyi yang baik hendaknya menampilkan luapan perasaan pencipta lagu yang dinyanyikan. Dalam hal ini, seorang penyanyi dituntut agar dapat menterjemahkan maksud dan isi yang terkandung dalam lagu dengan bentuk penterjemahan sesuai yang diharapkan oleh komposer.
Seorang penyanyi hendaknya bisa mampu meleburkan perasaannya kedalam lagu yang dibawakan. Dengan demikian, luapan perasaan dari komposer yang menciptakan lagu tersebut dapat dirasakan juga oleh seorang penyanyi.dan akhirnya dapat membawakan lagu tersebut dengan baik.
Labih jauhnya, kemampuan penyanyi dalam menginterpretasikan lagu akan menghantarkan para pendengarnya untuk turut merasakan perasaan dan keindahan lagu yang dibawakan. Bila hal ini tercapai, misi seorang penyanyi untuk menghibur sekaligus menyampaikan pesan melalui lagu dapat dikatakan sudah berhasil dengan baik.

IV.II. Merancang Karya Musik

A. Faktor – faktor karya musik
Faktor-faktor yang dibutuhkan oleh para komponis (pencipta lagu) agar karya musik yang dihasilkan berhasil baik (mutu), antara lain seperti berikut :
a. Jiwa komponis yang tercermin pada nada-nada hasil ciptaannya;
b. Keadaan pada zamannya;
c. Memiliki cita rasa musikal;
d. Pengetahuan teknik mencipta dalam bentuk komposisi (berupa tulisan), improvisasi (ciptaan sesaat bersifat sementara), serta aransemen (memperrindah ciptaan yang telah ada dan tidak.menghilangkan bentuk asli);
e. Ide/gagasan sendiri (murni); dan
f. Terampil membaca berbagai macam bentuk nada (huruf, angka, balok).
Setiap orang bisa berkarya seni musik asal dapat memenuhi syarat dalam pembuatan karya dan memiliki ide (gagasan) serta imajinasi yang kuat.

B. Prosedur dalam Merancang Karya Musik
a. Ada ide (gagasan) dan imajinasi.
b. Menentukan bentuk atau jenis karya cipta yang diinginkan.
c. Menguasai dan menentukan unsur musik yang sesuai dengan ide/gagasan.
d. Menentukan judul dan tema lagu.
e. Menentukan nada dasar.
f. Menentukan birama.
g. Menentukan melodi (not angka/balok/akor).
h. Membuat syair atau kalimat lagu.
i. Mencantumkan nama pencipta atau arranger.

Tahapannya adalah sebagai berikut:
1. Menentukan Jenis Karya Cipta Musik
Ada 3 jenis karya musik yang bersumber dari gagasan dan imajinasi yang diekspresikan secara murni (tidak plagiat atau jiplakan), yaitu :
a. Komposisi adalah suatu bentuk karya yang dicipta secara tertulis dan dapat dinikmati secara abadi. Hasil komposisi tersebut dilepas untuk diperdengarkan dan dinilai oleh orang banyak (publik). Yang menentukan karya cipta tersebut bermutu atau tidaknya adalah masyarakat umum.
b. Improvisasi adalah karya cipta seni seketika, berlangsung hanya sekali, spontanitas dan tidak bersifat abadi.
c. Aransemen atau transkip adalah bentuk ciptaan yang dihubungkan dengan musik. Arti aransemen adalah susunan dan transkip adalah ahli tulis. Contoh : Komposisi untuk sebuah orkestra besar dialih tuliskan menjadi karya musik yang dimainkan dengan organ atau gitar saja.
2. Teknik (Cara)
Teknik (cara) merancang karya musik dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Menyiapkan alat musik dan peralatan;
b. Memiliki koleksi lagu/musik;
c. Menentukan nada tertinggi dan terendah;
d. Menentukan nada dasar, pola irama, dan melodi pokok serta seluruh melodi;
e. Bersenandung dengan diiringi alat musik, tiap bait direkam dengan tape recorder, ditambahkan intro lagu;
f. Bunyi musik diputar dan dikoreksi;
g. Ditulis dengan notasi bait lagu dengan seluruh melodi, harmoni, akor, dan bas;
h. Setelah notasi selesai baru di bawahnya ditulis syair/kalimat lagu; dan
i. Menjadi teks/partitur sederhana.
3. Pembuatan Partitur (Teks Lagu)
Dalam membuat/menulis partitur lagu, perlu di analisis lengkap tentang :
a. Judul lagu terletak di atas dan ditulis dengan huruf besar;
b. Nada dasar lagu diletakkan di kiri atas;
c. Birama;
d. Pola irama yang dipakai;
e. Pencinta (komponis), di sebelah kanan atas;
f. Akor dengan huruf diletakkan di atas melodi;
g. Melodi dapat ditulis dengan not angka atau balok; dan
h. ditulis kalimat lagu di bawah melodi.
4. Memahami unsur Musik
Dalam menggubah/berkarya musik tidak lepas dari unsur-unsur musik. Berikut ini empat macam unsur utama musik, yaitu :
a. Melodi adalah tinggi rendahnya nada.
b. Harmoni adalah suara dua bnot atau lebih yang dimainkan sekaligus disebut juga trinada atau paduan nada.
c. Counterpoint adalah lagu tambahan yang mengiringi lagu,
d. Irama meliputi irama iringan dan irama lagu. Irama lagu adalah cepat lambatnya sebuah lagu dimainkan namun tidak sama dengan kecepatan musik (tempo).
Di samping unsur-unsur utama, ada pula unsur tambahan. Unsur tambahn tersebut meliputi : Tekstur musik (monopon, komopon, polipon); melodi (legato dan staccato); gaya musik, ritmik (ketukan, birama, aksen, tempo); dan tangga nada (mayor, dan minor).
5. Mengaransir Musik
Mengaransir adalah membuat karya musik berupa aransemen atau transkip. Aransemen berasal dari kata arrangement artinya susunan. Transkripsi artinya alih tulis. Contoh lagu orkes keroncong dialihtuliskan menjadi karya musik untuk gitar atau organ tunggal. Karya aransemen lebih representatif dibanding bentuk aslinva karena diolah, disusun, diatur, dan dirangkai lebih indah. Adapun bentuk-bentuk aransemen sebagai berikut :
a. Vokal (acapella), yang meliputi :
1) Paduan suara (anak-anak, dewasa, sejenis, campuran)
2) Ansabel vokal (duet, trio, kuartet), dan
3) Kelompok vokal.
b. Instrumentalia, meliputi : Instrumen dawai (dipetik, digesek), instrumen tiup, instrumen keyboard, dan instrumen perkusi perpaduan di antara keempat instrument.
c. Vokal dengan menggunakan iringan

 Langkah-langkah membuat aransemen :
1) Mengenal/menentukan karya musik atau lagu yang akan diaransir.
2) Menentukan kalimat lagu.
3) Menentukan harmoni, termasuk bas.
4) Menentukan melodi pokok.
5) Menulis seluruh melodi.
6) Menulis harmoni atau akord serta bassnya secara keseluruhan.

 Ketentuan pokok membuat kalimat/syair lagu :
a. Kalimat/syair lagu tidak boleh tersendat-sendat dan harus mengalir.
b. Bentuk kalimat lagu dapat berup a: bentuk bebas, syair/sajak asli dan homofoni, dimulai dengan huruf awal : yang sama (aliterasi), sajak pada baris ke-1 dan ke-3, ke-2, dan ke-4.
c. Memperhatikan tata bahasa seperti : analogi, metafora, personifikasi, dan alegori
d. Pemenggalan kata pada kalimat lagu dibuat dengan benar. Contoh: am¬boi, bang-sa, te-lun-juk, me-ra-sa-kan, ins-stru-men.
Kalimat lagu diperlukan/ditulis apabila ciptaan musik tersebut untuk dinyanyi¬kan musik vokal). Letak kalimat lagu di bawah melodi (notasi angka, balok atau akord). Seperti apa kalimat/syair lagu yang baik itu? Kalimat/syair lagu yang baik adalah: bila dinyanyikan mudah dimengerti maksudnya; mudah untuk dihafal; isinya menarik dan menyentuh hati; dan susunan, kalimat indah, lembut/halus, atau bisa puitis.

 Cara membuat atau menulis komposisi lagu, antara lain :
1) menentukan judul lagu,
2) Menentukan nada dasar,
3) Menentukan birama,
4) Menentukan (not angla, balok atau akord)
5) Menentukan pola irama,
6) mencantumkan syair/lirik atau kalimat lagu arranger (pembuat aransemen).
6. Menulis Kalimat Lagu (Syair Lagu)
Kalimat lagu disebut juga syair lagu atau lirik lagu yang merupakan bagian dari tulisan nyanyian. Menulis nyanyian (song writing) merupakan bagian dari komposisi (ciptaan musik tertulis). Setiap komposisi dengan kalimat Iagu (syair/lagu) merupakan cerminan dari karakter dan jiwa atau curahan batin dari penggubah (pencipta) atau penulis lagu (komposer).
Pada umumnya, kalimat/syair lagu adalah sebagai ungkapan perasaan, gagasan, imajinasi dari pencipta lagu saat itu, sesuai situasi dan kondisi yang mempengaruhinya.

Seni Musik (Bab III)

BERKREASI SENI MUSIK
III.I. TANGGA NADA DIATONIS

A. Tangga nada perubahan
Di semester satu sudah sedikit disinggung tentang tangga nada baik tangga nada diatonis maupun pentatonis. Ketika kita bicara tangga nada maka disini kita bicarakan bentuk tangga nada.
a. Nada dasar
Tangga nada pentatonis sudah kita ketahui sebuah tangga nada yang terdiri 5 nada. Contoh bentuk tangga nada pada gemelan. Nada dalam gamelan ji – ro – lu – ma- nem ( 1-2 -3-5-6). Sebenarnya dari tangga nada itu tidak bisa bisa berubahah tetapi tetap sama yang namanya nada dasar. Nada dasar adalah sebuah nada yang menjadi titik awal dari sebuah tangga nada/ sebuah pondasi dari banguan tangga nada. Dalam gamelan subuah tangga nada akan memberikan subuah warna/ suasana yang disebut dengan pathet.
Tangga nada diatonis sangat sekali membutuhkan yang namanya nada dasar karena tangga nada natural akan di mulai dengan nada apa, nada tersebut adalah nada dasar. Tangga nada diatonis 1-2-3-4-5-6-7-1 / do-re-mi-fa-sol-la-si-do. Dari nada do samapi do kembali itu kembali ke nada dasar.
b. Interval
Interval adalah jarak nada antara nada satu dengan nada yang lain.
Dalam musik interval memiliki nilai 1 dan ½ / penuh dan setengah. Ada pertanyaan apakah tangga nada diatonis dan pentatonis nilai intervalnya sama. Nilai dari interval tetap sama yaitu ada yang bernilai 1 dan ½. Dalam semester yang lalu sudah disinggung tentang interval dengan tangga nada diatonis.
c. Kromatis
Ketika di smp dulu pasti anda sudah pernah mendapat pelajaran tentang. tanda kromatis. Tanda kromatis adalah subuah tanda yang berfungsi untuk merubah sebuah nada. Perubahan nada ini artinya interval/ frekuensi dan amplitudo dari nada itu diubah dari aslinya. Tetapi kalau dilihat dari interval artinya bahwa nada itu letaknya bergeser dengan nilai setengah.

Tanda kromatis terdiri dari tiga tanda yaitu :
a. Tanda kres ( # )
Tanda kres mempuyai untuk menaikkan nada seharga setengah. Sebagai gambaran nada yang terkena tanda kres letaknya akan naik dari sebelumnya maka hal ini akan mengurangi jarak ke nada diatasnya dan akan menambah jarak nada di bawahnya. Tanda kres ( # ) ini ketika di gunakan di nada akan mendapat akhiran is. Sebagai contoh nada D# maka namanya menjadi Dis.
b. Tanda mol (b)
Tanda mol mempuyai fungsi untuk menurunkan nada seharga setengah. Ini kebalikan dari tanda kres. Artinya ketika nada kena tanda mol maka nilai / letaknya akan berkeser ke bawah. Dan nada yang kena tanda mol akan berakhiran es. Contoh G b membacanya adalah ges.
c. Tanda pugar
Arti dari kata pugar adalah membangun kembali/ mengembalikan, maka ini nada yang kena tanda pugar nilai / letaknya akan kembali ke semula.

B. Tangga Nada Diatonis Mayor
a. Tangga nada mayor natural
Tangga nada mayor adalah sebuah tangga nada yang memiliki aturan interval 1 – 1 – ½ – 1 – 1 – 1 – ½ . Artinya dari nada do ke nada re nilai intervalnya 1 dan seterusnya. Tangga nada mayor natural dimulai dari nada C – D – E – F – G – A – B – C, maka disini nada C adalah sebagai nada dasar. Mengapa disebut dengan tangga nada natural? Karena dalam tangga nada tersebut tidak ada perubahan nilai interval. Karena dari nada C ke D nilai 1, D ke E nilai 1, E ke F nilai ½ , F ke G nilai 1, G ke A nilai 1. A ke B nilai 1, B ke C nilai ½. Dari penjelasan ini bisa ditarik sebual rumus:
1. Bahwa yang bernilai interval ½ adalah B – C dan E – F
2. Selain dari interval antar emapat nada itu nilainya adalah 1

b. Tangga nada mayor perubahan
Ketika kita menyinggung tangga nada perubahan maka disini kita menjabarkan apa yang disinggung dengan tangga nada diatonis juga disebut tangga nada dua belas. Artinya ketika kita meyusun tangga nada berdasrkan nada dasar bukan C lagi maka ada perubahan nada. Perubhan nada ini bisa kalau kita mengggunkan tanda kromatis seperti apa yang diuraikan di atas.

Ketika kita bicara tangga nada diatonis mayor sebenarnya apa yang membedakan, yang membedakan dari mayor dan minor adalah susunan aturan interval dari keduanya. Kalau nadanyapun tetap sama yang akan dimulai dari nada do sebagai nada dasarnya.
Di semester I, kita telah belajar tentang tonalitas atau pengorganisasian musik berdasarkan sebuah nada tumpu. Misalnya, tonalitas dalam kunci C. Kita juga telah belajar tentang dasar-dasar penulisan notasi baik notasi angka maupun notasi, balok dalam tangga nada natural (C). Pada bagian ini, kita akan belajar tentang penulisan notasi dalam tangga nada atau kunci lainnya. Dalam seni musik, tangga nada dapat juga dibuat dari nada dasar lain. Misalnya, nada dasar G, D, atau F. Caranya dengan menempatkan tanda-tanda kromatis pada paranada atau pada nadanya. : Tanda-tanda kromatis itu terdiri dari:
Tangga nada baru yang disusun sangat tergantung pada banyaknya tanda kres atau tanda mol yang kita berikan setelah tanda kunci G. Dengan kata lain, banyaknya tanda kres atau tanda mol yang ditempatkan setelah tanda kunci G, menentukan nada dasar dari lagu tersebut. Perhatikan tabel berikut !

No Jumlah Tanda Kres Nama Nada Dasar Jumlah Tanda Mol Nama Nada Dasar
1 1# G 1 b F
2 2# D 2b Bes
3 3# A 3b Es
4 4# E 4b As
5 5# B 5b Des
6 6# Fis 6b Ges
7 7# Cis 7b Ces

Untuk mempermudah menghafal tangga nada dengan tanda kres, kita menggunakan lingkran kwin. Dalam lingkaran kwin ini, terdapat nada-nada dasar dari tangga nada kres. Nada-nada dasar ini dibentuk dari nada kelima dari nada dasar sebelumnya.
1. Jika tangga nada dengan nada dasar C dinaikkan satu kres maka nada dasar tangga nada baru itu adalah nada kelima setelah nada C, yakni nada G.
2. Jika tangga nada dengan nada dasar G dinaikan satu kres maka nada dasar tangga nada baru ini adalah nada kelima setelah nada G, yakni nada D. Demikian seterusnya.
Untuk mempermudah menghafal tangga nada dengan tanda mol, kita menggunakan lingkaran kwart. Dalam lingkaran ini, terdapat nada-nada dasar dari tangga nada kres. Nada-nada dasar ini dibentuk dari nada keempat dari nada dasar sebelumnya. Sebagai contoh, jika tangga nada dengan nada dasar C diturunkan satu mol maka nada dasar tangga nada baru ini adalah nada keempat setelah nada C, yakni nada F. Demikian pula, jika tangga nada dengan nada dasar F diturunkan satu mol maka nada dasar tangga nada baru ini adalah nada keempat setelah nada F, yakni nada Bes. Demikian seterusnya.
Pada pelajaran ini, kita hanya akan belajar penulisan notasi dengan menggunakan satu kres dan satu mol. Nada dasar tangga nada satu kres ini adalah G atau do: G, sedangkan nada dasar satu mol adalah F.
1. Do = G berarti nada G (sol) pada tangga nada C berubah menjadi nada do pada tangga nada G. Pada paranada untuk nada-nada tangga nada G, tanda kres terletak pada garis kelima. Dengan tanda ini, setiap nada F dalam paranada itu mendapat perubahan. Nada F naik ½ laras menjadi Fis. Hal ini disebabkan karena jarak E ke F harus selaras.

2. Do = F berarti nada F (fa) pada tangga nada C berubah menjadi nada do pada tangga nada F. Pada para nada untuk nada-nada tangga nada F, tanda kres terletak pada garis ketiga. Dengan tanda ini, setiap nada B rialam paranada itu mendapat perubah-n. Nada B turun ½ laras menjadi Bes. Hal ini disebabkan karena jarak A ke B harus i laras.

C. Tangga Nada Diatonis Minor
a. Tangganada minor asli

Tangga nada minor adalah tangga nada yang memiliki interval setiap nadanya adalah 1 – ½ – 1 – 1 – ½ – 1 – 1 . Bentuk sistem tangganada minor dimulai dari nada A, karena tangganada A minor adalah tangganada yang setiap nadanya tidak mendapatkan tanda aksidental dan disebut sebagai tangga nada minor Natural.

Untuk menyusun tangga nada baru, sistem yang digunakan sama seperti tangganada Mayor yaitu dengan membagi menjadi dua tetrakord. Perbedaannya hanya pada prinsip intervalnya saja.
Sebagai gambaran untuk memudahkan meyusun tangga nada minor perubhan bisa dilihat tabel di bawah ini :
No Jumlah Tanda Kres Nama Nada Dasar Jumlah Tanda Mol Nama Nada Dasar
1 1# E 1 b D
2 2# B 2b G
3 3# Fis 3b C
4 4# Cis 4b F
5 5# Gis 5b Bes
6 6# Dis 6b Es
7 7# Ais 7b As

b. Tangganada minor harmonis
Tangga nada minor harmonis adalah tangganada dimana nada ke tujuh dinaikkan 1 semitone sehingga memiliki pola jarak: 1 – ½ – 1 – 1 – ½ – 1½ – ½ . susunannya adalah sebagai berikut:

c. Tangga nada minor melodis
Tangga nada minor melodis adalah tangga nada dari minor asli dimana untuk susunan keatas, nada ke 6 dan ke 7 dinaikkan 1 semitone dan susunan kebawah kembali kenada semula (asli).

d. Tangga nada monir zigana
Tangga nada minor zigana adalah tangga nada minor asli dimana nada ke empat dan nada ke tujuh dinaikkan 1 semitone.

III.II. HARMONI SENI MUSIK

Harmoni musik adalah komposisi berbgai bunyi atau melodi yang mengiringi melodi utama. Melodi adalah rangakaian nada tertentu dengan pola ritme tertentu. Maka kalau kita bicara musik maka selain bicara vokal juga bicara musikal. Dalam musik ini pun juga di bedakan menjadi bebera jenis musik dalam konteks memainkanya.
A. Musik Irama
Irama dalam musik ini sangat penting, maka dalam sebuah musik ada alat musik yang mempuyai tugas untuk menguatkan irama ini. Dalam hal ini adalah alat musik jenis perkusi. Intrumen ini umumnya tak bernada dan dimainkan dengan cara dipukul. Salah satu intrumen perkusi yang populer adalah drum set.
Selain drum set musik jenis irama ini juga bisa dengan bantuan tidak alat tetapi ketukan, hentakan dan tepukan.
B. Musik Melodi
Dalam musik melodi ini banyak kita jumpai, artinya bahwa alat musik ini melainkan jalinan nada dari alur sebuah lagu. Alat musik ini biasanya adalah cara memaikannya selain yang dipukul. Seperti di petik, di gesek atau di tiup.
C. Musik campuran
Dalam musik campuran ini adalah penggabungan antar melodi dan irama. Untuk memaikan alat musik diperlukan cara tersendiri dengan sistem yang berbeda. Memaikan atau membuyian nada atau suara alat musik supaya menjadi harmoni dengan cara yang sederhana yaitu akord

Akor dan progresi akor.
Akor adalah paduan beberapa nada yang minimal terdiri dari tiga nada (tonik/prime (nada alas), terts dan kwint) atau lebih yang dimainkan secara serempak / bersamaan hingga menghasilkan nada yang harmonis / selaras.
Pada dasarnya, akor terdiri dari tiga buah nada, sehingga seing disebut trinada. Trinada akor terdiri dari nada alas / prime, terts dan kwin. Akor di bedakan menjadi akor Mayor dan akor minor serta akor Augmented dan akor Dominish.
Tangga nada Nilai interval
Jarak Nada 1 ke 3 2 1 ½ 1 ½ 2
Nada 3 ke 5 1 ½ 2 1 ½ 2
Jenis akor mayor minor deminis augmented

Akor dilambangkan dengan angka Romawi. Untuk akor Mayor dengan Romawi besar, sedangkan minor dengan Romawi kecil. Akor Augmented dilambangankan dengan Romawi besar dengan diberi tambahan tanda + dibelakang simbol akor, untuk akor diminish, dengan tanda bulatan kecil. Sesuai dengan lambangnya, akor juga ada nama tingkatannya, seperti pada nama tingkatan nada.
Tangga nada mayor minor
Do I Tonika Mayor Minor
Re II Super tonika Minor Deminis
Mi III Median Minor Mayor
Fa IV Sub dominan Mayor Minor
Sol V Dominan Mayor Minor
La VI Sub median Minor Mayor
Si VII Leading tone Deminis mayor
do

Akor I (tonika), IV (sub dominan) dan V (dominan) dalam tangganada mayor mempunyai kualitas Mayor, akor ii (supertonika), iii (median), dan vi (submedian) mempunyai kualitas minor, dan akor VII mempunyai kualitas diminish. Dalam tangganada minor harmonis, akor tonika dan subdominan adalah akor-akor berkualitas minor, akor dominan dan submedian adalah akor berkualitas Mayor.
Pada progresi akor terdapat dua bentuknya, yaitu akor pokok dan akor bantu. Akor pokok adalah akor yang terdiri dari akor tonika, sub median dan dominan. Untuk tangga nada mayor, maka akor tonika, subdominan dan dominan adalah akor-akor mayor. Sedangkan pada tangganada minor, akor tonika dan subdominan adalah akor-akor minor dan akor dominan adalah akor mayor. Contoh
~ akor pokok tangganada C mayor : akor C mayor, akor F mayor, akor G mayor.
~ akor pokok tangganada G mayor : akor G mayor, akor C mayor, akor D mayor.
~ akor pokok tangganada a minor : akor a minor, akor d minor, akor E mayor.
~ akor pokok tangganada d minor : akor d minor, akor g minor, akor A mayor.
Sedangkan akor bantu adalah terdiri atas akor-akor selain akor pokok. Akor-akor bantunya antaralain: akor supertonika, akor median, akor sub median, dan akor leding tone.
Pada permainan progresi akor, tentu dikenal sistem bentuk kadens (cadence). Seperti halnya dengan bahasa, maka musik juga memiliki pungtuasi yaitu adanya penggalan-penggalan kalimat lagu, baik pada frase pertanyaan (anteseden) maupun frase jawaban (konsekwen). Akhir dari masing-masing frase diberikan pungtuasi berupa koma maupun titik, yang disebut dengan kadens.
Sesuai dengan jenisnya kadens dibedakan menjadi
1. Kadens Sempurna (Authentic Cadence / Perfect Cadence)
Kadens ini terdiri dari progresi akor dominan ke tonika
2. Kadens Tak Sempurna (Half Cadence / Imperfect Cadence)
Kadens ini terdiri dari progresi akor tonika ke dominan dan akor subdominan ke dominan. Kadens ini sering disebut juga deceptive cadence.
3. Kadens Plagal (Plagal Cadence)
Kadens ini terdiri dari progresi sub dominan ke tonika
Kadens dan progresi akor pokok dapat dijumpai pada lagu daerah, lagu anak-anak, lagu perjuangan.

Seni Musik (Bab II)

MENGEKSPRESIKAN MELALUI KARYA SENI MUSIK

A. Unsur Musik
Musik adalah susunan tinggi rendah nada yang berjalan dalam waktu. hal ini dapat dilihat dari suatu notasi musik yang menggambarkan besarnyawaktu dalam arah horisontal , dan tinggi rendah nada-nada dalam arah vertikal.

Substansialmya musik adalah nada/bunyi, yaitu bunyi yang mempunyai getaran teratur tiap detik dengan sifat khas, yakni adanya tinggi rendah bunyi (pitch), keras lembutnya bunyi (dinamik), dan warna suara (timbre) yang bervariasi. Secara bagian umumnya, musik terdiri dari lagu-lagu dan alat musik. Apabila dibagi lagi kedalam bagian-bagian yang lebih kecil, musik terdiri dari banyak elemen atau unsur-unsur lain.

Pitch atau tinggi rendahnya nada berkaitan dengan getaran atau frekuensi suara atau bunyi yang dihasilkan dari alat musik maupun suara manusia. Semakin banyak getarannya, semakin tinggi nada tersebut. Atas dasar tersebut, para ahli kemudian menetapkan takaran getaran untuk setiap nada yang memungkinkan kita mengenal tinggi rendah atau pitch.
B. Notasi / Tangga Nada
Secara sederhana, Notasi adalah sistem pelambangan dalam musik yang memungkinkan para musisi dan penikmat musik dapat membaca dan menyanyikan sebuah karya musik dengan baik. Ada dua bentuk notasi yang secara umum dikenal, yaitu notasi balok dan notasi angka. Namun, tidak jarang juga ada yang menggunakan notasi huruf.

Dalam dunia musik, alunan tinggi rendah nada, panjang pendeknya dapat ditunjukan/di gambarkan dengan tanda yang disebut not/notasi. Not berfungsi sebagai huruf musik. Bila menyuarakan huruf maka yang kita dengar adalah kata atau kalimat bahasa.
Dalam seni musik di kenal dua notasi yaitu notasi angka dan notasi balok. Kalau secara internasional yang digunakan adalah not balok. Not balok terdiri dari:
1. paranada/sangkar nada
Untuk menuliskan not di perlukan 5 garis sejajar yang sama jaraknya dengan 4 buah sepasi. Perhitungan /penomoran garis dn spasi dimulai dari yang paling bawah.

2. bentuk dan nilai not
• not balok mempuyai bentuk khusus dan mempuyai perbandingan yang khusus pula.
Nilai not : 4 ketukan. 2 ketukan. 1 ketukan. ½ ketukan. ¼ etukan
• Not tidak boleh disuarakan /diam
Nilai not : 4 ketukan. 2 ketukan. 1 ketukan. ½ ketukan. ¼ etukan
3. bagian – bagian not

Dalam notasi musik, not-not tersebut diletakkan dalam wadah tertentu yang berbentuk garis lurus dan sejajar. Pada awalnya penulisan notasi musik menggunakan 11 garis horisontal sejajar yang dipakai untuk meletakkan not-not tersebut. Garis-garis horisontal sejajar itu sering disebut dengan Great Staff (paranada besar).
Akan tetapi pada perkembangan berikutnya, paranada besar ini dibagi menjadi 2 bagian, masing-masing 5 garis horisontal sejajar, sedangkan garis ke 6 ditiadakan. Sehingga menjadi bentuk seperti :

a. Tanda Kunci dan Garis Bantu
Untuk mengetahui tinggi-rendah nada, maka not-not yang telah diletakkan dalam paranada tersebut perlu disesuaikan secara berurutan menurut tinggi dan rendahnya. Untuk dapat menentukan tinggi-rendah nada-nada tersebut perlu adanya patokan atau dasar yang baku. Patokan yang digunakan untuk menentukan tinggi rendah nada adalah dengan memberikan tanda kunci (clef) diawal setiap baris.
Ada beberapa jenis tanda kunci yang dipakai sebagai patokan dalam notasi musik. Yaitu tanda kunci G, tanda kunci F, dan tanda kunci C.
Kunci G atau sering juga disebut treble clef, digunakan untuk nada-nada tinggi. Kunci ini memang berbentuk mirip dengan huruf G dan garis kedua merupakan pusat dari kunci tersebut. Nada yang terletak pada garis kedua adalah nada g’.

Kunci F sering disebut juga dengan Bass Clef, digunaka untuk nada-nada rendah. Kunci ini pada awalnya berbentuk mirip dengan huruf F, akan tetapi lama kelamaan berkembang menjadi seperti tanda koma yang besar yang berpusat pada garis keempat dengan dua uah titik yang mengapit garis tersebut. Dan nada yang terdapat pada garis ke empat adalah nada f.

Sedangkan tanda kunci yang lain adalah kunci C atau kunci C berpindah. Maksudnya adalah bahwa tanda kunci ini dapat diletakkan tidak hanya satu tempat. Nada yang terdapat pada garis di tengah tanda kunci adalah nada c. Pada awalnya, tanda kunci C ini digunakan untuk menuliskan suara manusia (vokal), sehingga ada bermacam-macam jenis kunci C sesuai dengan jenis suara manusia yaitu tanda kunci C sopran, C mezzo-sopran, C alto, C tenor, C bariton.

b. Nama Tingkatan Nada dan Nama Interval Nada

Dalam sebuah tangganada diatonis terdapat 7 buah nada yang disusun secara berurutan sesuai dengan tinggi nadanya. Masing-masing nada dalam sebuah tangganada mempunyai nama sesuai dengan tingkatan dan fungsinya dimulai dari;

1 : Tonika 5 : Dominan

2 : Supertonika 6 : Submedian

3 : Median 7 : Leadingtone / Leadingnot

4 : Subdominan 8 : Oktaf

Sedangkan secara interval dibedakan dengan nama:

do –> do = Prime

do –> re = Second

do –> mi = Terts

do –> fa = Kwart do –> sol = Kwint

do –> la = Sekst

do –> si = Septim

do –> do tinggi = Oktaf
c. Nama Nada dan Tanda Aksidental
Secara substansial sistem nada yang dipakai pada musik tradisional Nusantara sangat berbeda dengan sistem nada musik modern. Akan tetapi pada saat ini, sistem nada pada musik tradisional (pentatonis) dapat disesuaikan dengan sistem nada yang dipakai saat ini (sisitem tempered), yaitu nada-nada yang terdapat dalam satu oktaf. Masing-masing oktaf dibagi sama dengan 12 nada yang setiap nada memiliki jarak setengah langkah (half step), dan dua jarak setengah langkah yang digabungkan menghasilkan jarak 1 langkah (whole step). Susunan nada-nadanya ini diberi nama sebagai berikut :

do re mi fa sol la si do Belanda, Philipina, Indonesia.
c d e f g a b c’ Jerman, Inggris, Amerika.
1 2 3 4 5 6 7 1> Itali, Perancis

Instrumen yang paling tepat untuk menggambarkan tinggi-rendah nada adalah papan dari piano (keyboard), karena pada papan ini jelas terlihat jarak dari masing-masing nada secara proporsional. Papan putih yang terdapat pada piano menggambarkan susunan tangga nada awal dari sitem tangga nada seven-tone. Sistem tangga nada seven tone ini disusun oleh jarak tone dan semitone secara bervariasi, disebut tangga nada diatonis.

Berikut nama-nama nada pada papan putih piano, yang diletakkan pada garis atau spasi dari paranada.
Nada-nada papan hitam dari piano (keyboard) adalah merupakan nada-nada putih yang dinaikkan dengan menggunakan tanda kruis ( ) atau diturunkan dengan menggunakan tanda mol ( ) sebanyak satu semitone.
Nada cis dan des adalah nada-nada yang mempunyai tinggi yang sama tetapi nama berbeda. Melihat persamaan secara kualitas dan perbedaan secara kuantitas, maka nada cis dan des disebut dua nada saling enharmonis.
Tanda untuk mengembalikan kenada semula setelah dinaikkan ataupun diturunkan adalah dengan menggunakan tanda natural ( )
Selain tanda aksidental diatas, masih ada tanda lain yaitu double kruis dan double mol. Tanda double kruis adalah dengan menaikkan nada asli sebanyak 2 semi tone. Sedangkan tanda aksidental double mol adalah dengan menurunkan nada asli sebanyak 2 semitone.

d. Tangganada

Tangga nada adalah sistem susunan dengan pola tertentu. Dalam seni musik tangga nada yang di kenal dan berkembang di masyarkat yaitu:
• Tangga nada diatonis
Tangga nada diatonis atau yang dikenal sebagai tangga nada internasional adalah sebuah tangga nada yang terdiri dari 7 (tujuh) nada. Tangga nada diatonis juga di kenal dengan nama tangga nada 12 (dua belas). Mengapa disebut demikian? Karena terdiri dari 7 nada pokok dan 5 nada tambahan/ sela. Tangga nada diatonis yang di kenal adalah tangga nada mayor dan tangga nada minor.
• Tangga nada pentatonis
Tangga nada pentatonis mempuyai arti tangga nada yang terdiri dari 5 (lima) nada. Dalam bahasa romawi penta artinya lima. Tangga nada pentatonis ini berkembang menjadi tangga nada etnik karena yang menggunakan tangga nada ini adalah musik – musik etnik. Baik etnik yang ada di Indonesia atau luar Indonesia. Karena bersifat etnik, maka tiap daerah/ budaya nama tangga nada/ bunyi nadanya akan berbeda – beda. Sebagai contoh etnik jawa dengan musik gamelan. Antara jawa dan sunda nama nadanya berbeda. Lebih jauh nanti di kelas XI akan di ulas lebih besar.

Tangganada Mayor
Tangga nada mayor adalah tangga nada yang memiliki interval setiap nadanya adalah 1 – 1 – ½ – 1 – 1 – 1 – ½. Bentuk sistem tangganada mayor dimulai dari nada C, karena tangganada C Mayor adalah tangganada yang setiap nadanya tidak terdapat tanda aksidental dan disebut sebagai tangga nada Natural.
Berdasarkan tangganada C Mayor sebagai tangganada natural (asli), dapat disusun sebuah tangganada baru. Pertama-tama adalah dengan membagi tangganada C Mayor menjadi 2 bagian yang masing-masing bagian di sebut tetrakord (4 nada), sehingga ada dua buah tetrakord dalam satu tangganada, yaitu tetrakord I dan tetrakord II.
Kemudian dihitung interval antara nada-nada tersebut sesuai dengan interval setiap nada pada tangganada Mayor yaitu : 1 – 1 – ½ – 1 – 1 – 1 – ½. Setelah disesuaikan dengan interval tangga nada Mayor, maka akan ditemukan nada yang harus diubah yaitu nada f dinaikkan menjadi fis.
Dengan demikian tersusunlah sebuah tangga nada baru dengan mengubah nada f yang dinaikkan satu semitone menjadi nada fis. Tangga nada baru ini disebut juga sebagai tangganada G Mayor (diawali dengan nada g) atau tangganada 1 kruis (dengan adanya satu nada yang mendapat kruis).
Demikian seterusnya setelah menemukan tangganada baru, dapat disusun tangganada-tangganada baru yang lain dengan cara yang sama. Dengan menggunakan tangganada awal C Mayor, Tetrakord I dari tangga nada C Mayor dijadikan sebagai tetrakord II dalam tangganada baru.
Setelah tersusun tetrakord II dari tangganada baru, lengkapilah tetrakord I dari tangganada baru, yaitu dengan menyusun ke bawah nada-nada secara berurutan dari tetrakord II tadi. Sehingga tersusunlah sebuah tangganada baru yang dimulai dengan nada f : f g a b c d e f .
Langkah selanjutnya adalah dengan menghitung interval-interval setiap nada dengan menggunakan prinsip interval tangganada Mayor yaitu : 1 – 1 – ½ – 1 – 1 – 1 – ½. Sehingga tersusunlah sebuah tangganada baru dengan mengubah nada b yang diturunkan menjadi nada bes.
Tangganada baru ini disebut sebagai tangganada F Mayor (diawali dengan nada f) atau tangganada 1 mol ( dengan adanya 1 nada yang mendapatkan mol).
Demikian seterusnya setelah menemukan tangganada baru yang kedua, dapat disusun tangganada-tangganada baru yang lain dengan cara yang sama.

Tangganada minor
Tangga nada minor adalah tangga nada yang memiliki interval setiap nadanya adalah 1 – ½ – 1 – 1 – ½ – 1 – 1 . Bentuk sistem tangganada minor dimulai dari nada A, karena tangganada A minor adalah tangganada yang setiap nadanya tidak mendapatkan tanda aksidental dan disebut sebagai tangga nada minor Natural.
Untuk menyusun tangga nada baru, sistem yang digunakan sama seperti tangganada Mayor yaitu dengan membagi menjadi dua tetrakord. Perbedaannya hanya pada prinsip intervalnya saja.

Tangganada Chromatis
Tangga nada chromatis disebut juaga Twelve-tone scale atau sebuah tangganada yang terdiri dari 12 nada, adalah sebuah tangganada yang masing-masing nadanya mempunyai interval semitone. Ada dua macam tangganada chromatis, yaitu:

1. Tangganada Chromatis Melodis

Tangganada Chromatis melodis adalah tangga nada chromatis yang untuk susunan naik digunakan tanda alterasil kruis dan untuk susunan turun digunakan tanda alterasi mol.

2. Tangganada Chromatis Harmonis

Tangganada Chromatis Harmonis adalah tangga nada chromatis yang nada pertamanya (tonika) dan nada kelima (dominan) tidak boleh didouble. Hal ini berlaku untuk naik dan turun.

e. Tanda Mula

Tanda mula (key signature) adalah tanda-tanda aksidental pada setiap tangganada yang diletakkan setiap awal baris sebuah karya musik. Pada sebuah karya, tanda mula ini berlaku untuk keseluruhan lagu, kecuali bila ada perubahan tangganada.
f. Hubungan Antara Tangganada Mayor dan tangga Nada minor

1. Hubungan Relatif
Hubungan dua buah tangganada Mayor dan minor dikatan Relatif apabila kedua tangganada tersebut mempunyai tanda mula yang sama (tonika berbeda).

Sebagai contoh:

Tangganada C Mayor – > Relatif minor : c minor

Tangganada c minor – > Relatif Mayor : Es Mayor

Hubungan Pararel
Hubungan dua buah tangga nada Mayor dan minor dikatak pararel apabila kedua tangganada tersebut mempunyai tonika yang sama (tanda mula berbeda).