Rabu, 26 Oktober 2011

Seni Musik (Bab III)

BERKREASI SENI MUSIK
III.I. TANGGA NADA DIATONIS

A. Tangga nada perubahan
Di semester satu sudah sedikit disinggung tentang tangga nada baik tangga nada diatonis maupun pentatonis. Ketika kita bicara tangga nada maka disini kita bicarakan bentuk tangga nada.
a. Nada dasar
Tangga nada pentatonis sudah kita ketahui sebuah tangga nada yang terdiri 5 nada. Contoh bentuk tangga nada pada gemelan. Nada dalam gamelan ji – ro – lu – ma- nem ( 1-2 -3-5-6). Sebenarnya dari tangga nada itu tidak bisa bisa berubahah tetapi tetap sama yang namanya nada dasar. Nada dasar adalah sebuah nada yang menjadi titik awal dari sebuah tangga nada/ sebuah pondasi dari banguan tangga nada. Dalam gamelan subuah tangga nada akan memberikan subuah warna/ suasana yang disebut dengan pathet.
Tangga nada diatonis sangat sekali membutuhkan yang namanya nada dasar karena tangga nada natural akan di mulai dengan nada apa, nada tersebut adalah nada dasar. Tangga nada diatonis 1-2-3-4-5-6-7-1 / do-re-mi-fa-sol-la-si-do. Dari nada do samapi do kembali itu kembali ke nada dasar.
b. Interval
Interval adalah jarak nada antara nada satu dengan nada yang lain.
Dalam musik interval memiliki nilai 1 dan ½ / penuh dan setengah. Ada pertanyaan apakah tangga nada diatonis dan pentatonis nilai intervalnya sama. Nilai dari interval tetap sama yaitu ada yang bernilai 1 dan ½. Dalam semester yang lalu sudah disinggung tentang interval dengan tangga nada diatonis.
c. Kromatis
Ketika di smp dulu pasti anda sudah pernah mendapat pelajaran tentang. tanda kromatis. Tanda kromatis adalah subuah tanda yang berfungsi untuk merubah sebuah nada. Perubahan nada ini artinya interval/ frekuensi dan amplitudo dari nada itu diubah dari aslinya. Tetapi kalau dilihat dari interval artinya bahwa nada itu letaknya bergeser dengan nilai setengah.

Tanda kromatis terdiri dari tiga tanda yaitu :
a. Tanda kres ( # )
Tanda kres mempuyai untuk menaikkan nada seharga setengah. Sebagai gambaran nada yang terkena tanda kres letaknya akan naik dari sebelumnya maka hal ini akan mengurangi jarak ke nada diatasnya dan akan menambah jarak nada di bawahnya. Tanda kres ( # ) ini ketika di gunakan di nada akan mendapat akhiran is. Sebagai contoh nada D# maka namanya menjadi Dis.
b. Tanda mol (b)
Tanda mol mempuyai fungsi untuk menurunkan nada seharga setengah. Ini kebalikan dari tanda kres. Artinya ketika nada kena tanda mol maka nilai / letaknya akan berkeser ke bawah. Dan nada yang kena tanda mol akan berakhiran es. Contoh G b membacanya adalah ges.
c. Tanda pugar
Arti dari kata pugar adalah membangun kembali/ mengembalikan, maka ini nada yang kena tanda pugar nilai / letaknya akan kembali ke semula.

B. Tangga Nada Diatonis Mayor
a. Tangga nada mayor natural
Tangga nada mayor adalah sebuah tangga nada yang memiliki aturan interval 1 – 1 – ½ – 1 – 1 – 1 – ½ . Artinya dari nada do ke nada re nilai intervalnya 1 dan seterusnya. Tangga nada mayor natural dimulai dari nada C – D – E – F – G – A – B – C, maka disini nada C adalah sebagai nada dasar. Mengapa disebut dengan tangga nada natural? Karena dalam tangga nada tersebut tidak ada perubahan nilai interval. Karena dari nada C ke D nilai 1, D ke E nilai 1, E ke F nilai ½ , F ke G nilai 1, G ke A nilai 1. A ke B nilai 1, B ke C nilai ½. Dari penjelasan ini bisa ditarik sebual rumus:
1. Bahwa yang bernilai interval ½ adalah B – C dan E – F
2. Selain dari interval antar emapat nada itu nilainya adalah 1

b. Tangga nada mayor perubahan
Ketika kita menyinggung tangga nada perubahan maka disini kita menjabarkan apa yang disinggung dengan tangga nada diatonis juga disebut tangga nada dua belas. Artinya ketika kita meyusun tangga nada berdasrkan nada dasar bukan C lagi maka ada perubahan nada. Perubhan nada ini bisa kalau kita mengggunkan tanda kromatis seperti apa yang diuraikan di atas.

Ketika kita bicara tangga nada diatonis mayor sebenarnya apa yang membedakan, yang membedakan dari mayor dan minor adalah susunan aturan interval dari keduanya. Kalau nadanyapun tetap sama yang akan dimulai dari nada do sebagai nada dasarnya.
Di semester I, kita telah belajar tentang tonalitas atau pengorganisasian musik berdasarkan sebuah nada tumpu. Misalnya, tonalitas dalam kunci C. Kita juga telah belajar tentang dasar-dasar penulisan notasi baik notasi angka maupun notasi, balok dalam tangga nada natural (C). Pada bagian ini, kita akan belajar tentang penulisan notasi dalam tangga nada atau kunci lainnya. Dalam seni musik, tangga nada dapat juga dibuat dari nada dasar lain. Misalnya, nada dasar G, D, atau F. Caranya dengan menempatkan tanda-tanda kromatis pada paranada atau pada nadanya. : Tanda-tanda kromatis itu terdiri dari:
Tangga nada baru yang disusun sangat tergantung pada banyaknya tanda kres atau tanda mol yang kita berikan setelah tanda kunci G. Dengan kata lain, banyaknya tanda kres atau tanda mol yang ditempatkan setelah tanda kunci G, menentukan nada dasar dari lagu tersebut. Perhatikan tabel berikut !

No Jumlah Tanda Kres Nama Nada Dasar Jumlah Tanda Mol Nama Nada Dasar
1 1# G 1 b F
2 2# D 2b Bes
3 3# A 3b Es
4 4# E 4b As
5 5# B 5b Des
6 6# Fis 6b Ges
7 7# Cis 7b Ces

Untuk mempermudah menghafal tangga nada dengan tanda kres, kita menggunakan lingkran kwin. Dalam lingkaran kwin ini, terdapat nada-nada dasar dari tangga nada kres. Nada-nada dasar ini dibentuk dari nada kelima dari nada dasar sebelumnya.
1. Jika tangga nada dengan nada dasar C dinaikkan satu kres maka nada dasar tangga nada baru itu adalah nada kelima setelah nada C, yakni nada G.
2. Jika tangga nada dengan nada dasar G dinaikan satu kres maka nada dasar tangga nada baru ini adalah nada kelima setelah nada G, yakni nada D. Demikian seterusnya.
Untuk mempermudah menghafal tangga nada dengan tanda mol, kita menggunakan lingkaran kwart. Dalam lingkaran ini, terdapat nada-nada dasar dari tangga nada kres. Nada-nada dasar ini dibentuk dari nada keempat dari nada dasar sebelumnya. Sebagai contoh, jika tangga nada dengan nada dasar C diturunkan satu mol maka nada dasar tangga nada baru ini adalah nada keempat setelah nada C, yakni nada F. Demikian pula, jika tangga nada dengan nada dasar F diturunkan satu mol maka nada dasar tangga nada baru ini adalah nada keempat setelah nada F, yakni nada Bes. Demikian seterusnya.
Pada pelajaran ini, kita hanya akan belajar penulisan notasi dengan menggunakan satu kres dan satu mol. Nada dasar tangga nada satu kres ini adalah G atau do: G, sedangkan nada dasar satu mol adalah F.
1. Do = G berarti nada G (sol) pada tangga nada C berubah menjadi nada do pada tangga nada G. Pada paranada untuk nada-nada tangga nada G, tanda kres terletak pada garis kelima. Dengan tanda ini, setiap nada F dalam paranada itu mendapat perubahan. Nada F naik ½ laras menjadi Fis. Hal ini disebabkan karena jarak E ke F harus selaras.

2. Do = F berarti nada F (fa) pada tangga nada C berubah menjadi nada do pada tangga nada F. Pada para nada untuk nada-nada tangga nada F, tanda kres terletak pada garis ketiga. Dengan tanda ini, setiap nada B rialam paranada itu mendapat perubah-n. Nada B turun ½ laras menjadi Bes. Hal ini disebabkan karena jarak A ke B harus i laras.

C. Tangga Nada Diatonis Minor
a. Tangganada minor asli

Tangga nada minor adalah tangga nada yang memiliki interval setiap nadanya adalah 1 – ½ – 1 – 1 – ½ – 1 – 1 . Bentuk sistem tangganada minor dimulai dari nada A, karena tangganada A minor adalah tangganada yang setiap nadanya tidak mendapatkan tanda aksidental dan disebut sebagai tangga nada minor Natural.

Untuk menyusun tangga nada baru, sistem yang digunakan sama seperti tangganada Mayor yaitu dengan membagi menjadi dua tetrakord. Perbedaannya hanya pada prinsip intervalnya saja.
Sebagai gambaran untuk memudahkan meyusun tangga nada minor perubhan bisa dilihat tabel di bawah ini :
No Jumlah Tanda Kres Nama Nada Dasar Jumlah Tanda Mol Nama Nada Dasar
1 1# E 1 b D
2 2# B 2b G
3 3# Fis 3b C
4 4# Cis 4b F
5 5# Gis 5b Bes
6 6# Dis 6b Es
7 7# Ais 7b As

b. Tangganada minor harmonis
Tangga nada minor harmonis adalah tangganada dimana nada ke tujuh dinaikkan 1 semitone sehingga memiliki pola jarak: 1 – ½ – 1 – 1 – ½ – 1½ – ½ . susunannya adalah sebagai berikut:

c. Tangga nada minor melodis
Tangga nada minor melodis adalah tangga nada dari minor asli dimana untuk susunan keatas, nada ke 6 dan ke 7 dinaikkan 1 semitone dan susunan kebawah kembali kenada semula (asli).

d. Tangga nada monir zigana
Tangga nada minor zigana adalah tangga nada minor asli dimana nada ke empat dan nada ke tujuh dinaikkan 1 semitone.

III.II. HARMONI SENI MUSIK

Harmoni musik adalah komposisi berbgai bunyi atau melodi yang mengiringi melodi utama. Melodi adalah rangakaian nada tertentu dengan pola ritme tertentu. Maka kalau kita bicara musik maka selain bicara vokal juga bicara musikal. Dalam musik ini pun juga di bedakan menjadi bebera jenis musik dalam konteks memainkanya.
A. Musik Irama
Irama dalam musik ini sangat penting, maka dalam sebuah musik ada alat musik yang mempuyai tugas untuk menguatkan irama ini. Dalam hal ini adalah alat musik jenis perkusi. Intrumen ini umumnya tak bernada dan dimainkan dengan cara dipukul. Salah satu intrumen perkusi yang populer adalah drum set.
Selain drum set musik jenis irama ini juga bisa dengan bantuan tidak alat tetapi ketukan, hentakan dan tepukan.
B. Musik Melodi
Dalam musik melodi ini banyak kita jumpai, artinya bahwa alat musik ini melainkan jalinan nada dari alur sebuah lagu. Alat musik ini biasanya adalah cara memaikannya selain yang dipukul. Seperti di petik, di gesek atau di tiup.
C. Musik campuran
Dalam musik campuran ini adalah penggabungan antar melodi dan irama. Untuk memaikan alat musik diperlukan cara tersendiri dengan sistem yang berbeda. Memaikan atau membuyian nada atau suara alat musik supaya menjadi harmoni dengan cara yang sederhana yaitu akord

Akor dan progresi akor.
Akor adalah paduan beberapa nada yang minimal terdiri dari tiga nada (tonik/prime (nada alas), terts dan kwint) atau lebih yang dimainkan secara serempak / bersamaan hingga menghasilkan nada yang harmonis / selaras.
Pada dasarnya, akor terdiri dari tiga buah nada, sehingga seing disebut trinada. Trinada akor terdiri dari nada alas / prime, terts dan kwin. Akor di bedakan menjadi akor Mayor dan akor minor serta akor Augmented dan akor Dominish.
Tangga nada Nilai interval
Jarak Nada 1 ke 3 2 1 ½ 1 ½ 2
Nada 3 ke 5 1 ½ 2 1 ½ 2
Jenis akor mayor minor deminis augmented

Akor dilambangkan dengan angka Romawi. Untuk akor Mayor dengan Romawi besar, sedangkan minor dengan Romawi kecil. Akor Augmented dilambangankan dengan Romawi besar dengan diberi tambahan tanda + dibelakang simbol akor, untuk akor diminish, dengan tanda bulatan kecil. Sesuai dengan lambangnya, akor juga ada nama tingkatannya, seperti pada nama tingkatan nada.
Tangga nada mayor minor
Do I Tonika Mayor Minor
Re II Super tonika Minor Deminis
Mi III Median Minor Mayor
Fa IV Sub dominan Mayor Minor
Sol V Dominan Mayor Minor
La VI Sub median Minor Mayor
Si VII Leading tone Deminis mayor
do

Akor I (tonika), IV (sub dominan) dan V (dominan) dalam tangganada mayor mempunyai kualitas Mayor, akor ii (supertonika), iii (median), dan vi (submedian) mempunyai kualitas minor, dan akor VII mempunyai kualitas diminish. Dalam tangganada minor harmonis, akor tonika dan subdominan adalah akor-akor berkualitas minor, akor dominan dan submedian adalah akor berkualitas Mayor.
Pada progresi akor terdapat dua bentuknya, yaitu akor pokok dan akor bantu. Akor pokok adalah akor yang terdiri dari akor tonika, sub median dan dominan. Untuk tangga nada mayor, maka akor tonika, subdominan dan dominan adalah akor-akor mayor. Sedangkan pada tangganada minor, akor tonika dan subdominan adalah akor-akor minor dan akor dominan adalah akor mayor. Contoh
~ akor pokok tangganada C mayor : akor C mayor, akor F mayor, akor G mayor.
~ akor pokok tangganada G mayor : akor G mayor, akor C mayor, akor D mayor.
~ akor pokok tangganada a minor : akor a minor, akor d minor, akor E mayor.
~ akor pokok tangganada d minor : akor d minor, akor g minor, akor A mayor.
Sedangkan akor bantu adalah terdiri atas akor-akor selain akor pokok. Akor-akor bantunya antaralain: akor supertonika, akor median, akor sub median, dan akor leding tone.
Pada permainan progresi akor, tentu dikenal sistem bentuk kadens (cadence). Seperti halnya dengan bahasa, maka musik juga memiliki pungtuasi yaitu adanya penggalan-penggalan kalimat lagu, baik pada frase pertanyaan (anteseden) maupun frase jawaban (konsekwen). Akhir dari masing-masing frase diberikan pungtuasi berupa koma maupun titik, yang disebut dengan kadens.
Sesuai dengan jenisnya kadens dibedakan menjadi
1. Kadens Sempurna (Authentic Cadence / Perfect Cadence)
Kadens ini terdiri dari progresi akor dominan ke tonika
2. Kadens Tak Sempurna (Half Cadence / Imperfect Cadence)
Kadens ini terdiri dari progresi akor tonika ke dominan dan akor subdominan ke dominan. Kadens ini sering disebut juga deceptive cadence.
3. Kadens Plagal (Plagal Cadence)
Kadens ini terdiri dari progresi sub dominan ke tonika
Kadens dan progresi akor pokok dapat dijumpai pada lagu daerah, lagu anak-anak, lagu perjuangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar